Text
TAK MASALAH JADI ORANG INTROVER
Kata introvert dan ekstrovert mungkin sudah tidak asing lagi untuk didengar di masa kini. Kedua kata itu merupakan kepribadian yang saling bertolak belakang, dimana seorang ekstrovert merupakan kepribadian yang senang bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan, orang dengan kepribadian introvert lebih senang menghabiskan waktunya sendiri.
Lalu, sebagai makhluk sosial, bagaimana seorang dengan kepribadian introvert dapat berinteraksi dengan orang lain? Buku “Quiet Impact: Tak Masalah Jadi Orang Introver” Sylvia Loehken akan membantu menjawab pertanyaan seputar kepribadian introvert. Buku yang terbit pada tahun 2016 ini berisi tentang pengetahuan dan saran yang dapat diterapkan dalam kehidupan pribadi dengan mengidentifikasi kekuatan dan hambatan-hambatan untuk seorang Introvert.
Dalam bukunya, Sylvia mengatakan introvert terkesan lebih jarang terlihat dibandingkan dengan ekstrovert. Hal itu disebabkan karena seorang ekstrovert lebih banyak berkomunikasi melalui telinga dan mata sehingga mereka terlihat sebagai mayoritas. Maka dari itu, di Amerika Serikat dan di beberapa negara Eropa masih memandang sebelah mata orang-orang dengan kepribadian introvert, melihat dari kultur budaya negara-negara tersebut yang dapat dikatakan sebagai “kultur ekstrovert”. Walau begitu, tidak sedikit tokoh-tokoh hebat yang merupakan seorang introvert, seperti Bill Gates, Bob Dylan, Albert Einstein, Mark Zuckerberg, dan lain-lain. Ini menunjukan bahwa kepribadian introvert tidak menghalangi seseorang untuk menjadi sukses dan memiliki potensi besar meskipun sering dianggap remeh.
Selain itu, Sylvia juga memaparkan kekuatan dan hambatan bagi seorang introvert. Buku ini menjadi media untuk membantu seorang introvert menemukan suaranya, banyak saran-saran yang diberikan bagi seorang introvert untuk menjalin hubungan dengan teman, kekasih, keluarga maupun hubungan profesional dalam bekerja.
Tidak tersedia versi lain